-->
Kopi Alinea

Ramadhan: bersaing ibadah mencari berkah atau bersaing penampilan hari raya?

Selasa, 25 April 2023

 

Oleh : Novia Robiatul Adawiyah

 




 


Bulan Ramadhan atau bulan puasa merupakan bulan suci bagi umat Islam yang di dalamnya terdapat berbagai keberkahan sehingga biasa disebut sebagai bulan penuh berkah. Bulan ramadhan menjadi ladang mencari pahala serta jalan bagi umat Islam untuk meningkatkan taqwa kepada Allah SWT. Sesuai pada ayat Al-qur'an surah Al-Baqarah ayat 183 yang memiliki arti "Kepada orang-orang yang beriman diwajibkan kepada kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” dari ayat tersebut menyebutkan perintah berpuasa kepada orang-orang yang beriman untuk dapat meningkatkan taqwa, sehingga sangat dirugikan apabila umat Islam yang tidak memperoleh keberkahan dan juga peningkatan taqwa pada bulan ramadhan. Bulan ramadhan memiliki berbagai keutamaan dibandingkan dengan bulan-bulan biasanya salah satu keutamaan pada bulan ramadhan yaitu adanya malam Lailatul Qadar. Malam lailatul qadar memiliki keistimewaan bagi umat Islam, di mana pada malam itu lebih baik daripada 1000 bulan serta doa-doa yang dipanjatkan pada malam itu akan lebih mustajab. Bahkan Allah SWT telah menurunkan surah yang khusus untuk menceritakan malam lailatul qadar dalam al-qur'an yaitu surah al--qadr. Tidak semua orang dapat memperoleh malam lailatul qadar dikarenakan tidak ada yang mengetahui pasti kapan malam lailatul qadar itu tiba akan tetapi dalam al-qur'an juga dijelaskan bahwasanya malam lailatul qadar terdapat pada 10 malam terakhir pada malam ganjil di bulan ramadhan. Akan tetapi bagi sebagian orang hari-hari akhir pada bulan ramadan lebih menyibukkan diri untuk mempersiapkan segala macam untuk menuju hari raya yang merupakan hari kemenangan bagi umat Islam. 


Setelah 1 bulan berpuasa di bulan ramadhan umat Islam akan mencapai suatu hari kemenangan yaitu hari raya idul fitri yang biasa dirayakan dengan berbagai kegiatan yang biasa dimulai dengan salat idul fitri, silaturahmi kepada tetangga dan juga keluarga, hingga makan bersama atau bahkan berkunjung kepada makam-makam keluarga yang telah meninggal. Sebagian masyarakat juga memiliki tradisi yang berbeda dan beragam untuk menyambut hari raya. Oleh karena itu, berbagai persiapan dibutuhkan untuk momen hari raya yang sangat istimewa seperti baju baru, hidangan lebaran, hingga penampilan rumah yang dibuat sebaik mungkin. Padahal pada dasarnya hari raya idul fitri merupakan momen untuk saling memaafkan secara batin bukan hanya secara lahir. Akan tetapi seiring berjalannya waktu umat Islam jauh lebih menyibukkan diri mempersiapkan penampilan yang menarik saat bersilaturahmi daripada ketulusan hati untuk saling memaafkan di hari raya. Bahkan, saling berlomba untuk penampilan diri dan rumah bukan lagi berlomba untuk mendapatkan malam lailatul qadar.


Ibadah merupakan sebuah kebutuhan batin setiap manusia, namun dimomen lebaran ini seringkali terdapat seseorang yang berlomba-lomba dalam terlihat lebih baik dalam berpenampilan lebih menarik dimata orang lain, padahal seharusnya dimomen ini, seseorang dianjurkan lebih dalam bersaing dalam hal ibadah (fastabiqul khoirot) tersebut. Karena sejatinya penampilan hari raya hanyalah sebatas kebutuhan fisik maupun duniawi, sedangkan ibadah merupakan kebutuhan batin maupun kebutuhan akhirat.






Penyunting : Zamrotun 

Share This :

0 Comments