-->
Kopi Alinea

Menggali Esensi Ramadhan: Melampaui Lapar dan Haus Menuju Transformasi Diri

Jumat, 22 Maret 2024

 Oleh : Riskya Arvati


Bulan ramadhan merupakan bulan istimewa yang sangat dirindukan oleh seluruh umat islam, karena bulan ramadhan memiliki keistimewaan tersendiri yang tidak dimiliki oleh bulan lainnya. Keistimewaan tersebut diantaranya yaitu diampuninya segala dosa, diterimanya semua doa, dan dilipat gandakannya pahala setiap ibadah yang kita kerjakan di bulan ramadhan ini. Jadi tidak heran jika bulan Ramadhan sangat dinanti-nantikan kehadirannya. Bulan Ramadhan sangat identik dengan ibadah puasa. Banyak dari kita kaum muslimin mengartikan ibadah puasa adalah menahan diri dari lapar dan haus semata. Padahal pada hakikatnya pengertian puasa tidak saja mampu menahan diri dari lapar dan haus, melainkan juga mampu menahan diri dari hal-hal ataupun perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT yang mana hal tersebut dapat mengakibatkan pahala puasa kita menjadi berkurang atau bahkan hangus. Contohnya saja menahan diri dari perkataan yang tidak bernilai pahala atau sia-sia seperti ghibah, yaitu membicarakan kejelekan, kesalahan atau kekurangan orang lain.

Bulan ramadhan atau yang biasa disebut dengan bulan puasa ini juga dapat menjadi momen yang tepat untuk kita bertransformasi diri. Transformasi diri secara umum dapat diartikan sebagai proses perubahan dan pengembangan diri secara menyeluruh dengan tujuan untuk menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Kenapa bulan Ramadhan dikatakan sebagai waktu yang tepat untuk kita bertransformasi diri? Hal ini dikarenakan ibadah puasa di bulan Ramadhan memiliki tujuan utama sebagaimana disebutkan oleh ahli sufi bahwa tujuan utama berpuasa yaitu untuk mentransformasi kualitas jiwa kita agar menjadi lebih terkendali dalam mengendalikan hawa nafsu, menjauhkan diri dari perbuatan maksiat, dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan mengutamakan akhirat dibandingkan urusan duniawi. Kita bisa memulai transformasi diri di bulan Ramadhan dengan menetapkan goals kita di bulan Ramadhan seperti contoh menghatamkan al-quran, rajin berdzikir dan lain sebagainya. Selain itu kita juga bisa memulainya dengan mengubah kebiasaan buruk kita seperti kebiasaan bermalas-malasan dan ganti kebiasaan buruk tersebut dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat dan bernilai pahala.

Puasa merupakan salah satu ibadah yang menjadi pintu meraih takwa sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 183, yang berbunyi:

يَأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ لا قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS Al Baqarah: 183).

Ayat tersebut terlihat jelas bahwa tujuan diperintahkannya puasa ialah semata-mata mendidik kita agar menjadi manusia yang bertakwa. Takwa berarti takut, dimana maksud takut disini yaitu rasa takut yang menjadikan seseorang senantiasa menjaga lisan, hati, dan perilakunya seperti takut melakukan hal-hal di larang oleh Allah SWT, takut meninggalkan hal-hal yang diperintahkan oleh Allah SWT, serta takut Allah SWT murka terhadapnya. Rasa takut tersebut akan menimbulkan sikap ihsan yaitu sikap atau perasaan bahwa semua perbuatan yang dilakukannya senantiasa diawasi oleh Allah SWT sekalipun perbuatan tersebut dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Ibadah puasa menjadi sarana transformasi perilaku umat muslim dari ketidaksadaran menuju kesadaran dan dari kecerobohan menuju kehati-hatian. Maksudnya ibadah puasa membuat perilaku umat islam bertransformasi menjadi lebih baik dari sebelumnya contohnya dari yang awalnya selalu merasa kurang dan merasa tidak adil atas nikmat yang Allah SWT berikan, melalui ibadah puasa mereka akan lebih memahami dan bersyukur atas apa yang mereka miliki. Hal tersebut terjadi karena dengan berpuasa mereka dapat merasakan bagaimana menjadi orang lain yang kurang beruntung dibandingkan mereka, seperti fakir miskin yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup dirinya sehingga seringkali mereka terpaksa harus menahan lapar dan haus. Contoh lainnya yaitu dari yang awalnya ceroboh dalam bertindak atau berucap seperti sering berkata kasar dan menyakiti hati seseorang, melalui ibadah puasa mereka akan lebih berhati-hati dalam bertutur kata karena mereka tau bahwa hal tersebut hanya membuat ibadah puasa mereka terasa sia-sia sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam suatu riwayat yang berbunyi:

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ

Artinya: “Banyak orang yang berpuasa, namun ia tak mendapatkan apa pun dari puasanya selain rasa lapar saja.” (HR.Imam Ahmad)

Hadist tersebut menyatakan bahwa kebanyakan orang berpuasa namun mereka tidak mendapatkan apa apa dari ibadah puasa yang mereka kerjakan melainkan hanya lapar dan haus semata. Salah satu penyebab hal tersebut terjadi karena mereka tidak bisa menjaga atau menahan diri mereka dari perbuatan buruk dan sia-sia.

Marilah kita bertransformasi diri dengan memperbanyak amal ibadah di bulan ramadhan ini seperti memperbanyak membaca al quran, dimana hal tersebut dianjurkan oleh Rasulullah SAW karena membaca alquran di bulan Ramadhan memiliki banyak keutamaan. Salah satu keutamaannya yaitu sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadits riwayat Imam Tarmidzi yang berbunyi:

"Siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur'an maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan"

Selain memperbanyak membaca alquran, di bulan Ramadhan ini juga dianjurkan untuk memperbanyak Sedekah, sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam suatu riwayat yang berbunyi:

أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ

Artinya: Nabi SAW bersabda, "Sebaik-baik sedekah adalah sedekah yang ditunaikan pada bulan Ramadhan." (HR Tirmidzi, dari Abu Hurairah)

Contoh sedekah bisa dilakukan dengan cara memberikan makan buka puasa bagi orang yang berpuasa. Sedekah tersebut memiliki keutamaan yang mana diriwayatkan dari Zaid bin Khalid Al-Juhani bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda :

"Barang siapa yang memberikan orang berbuka puasa, maka dia akan mendapat pahala seperti pahala orang yang berbuka tersebut tanpa dikurangi sedikitpun." (HR Bukhari & Muslim)

Semoga di bulan Ramadhan bulan yang penuh dengan kebaikan ini bisa kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya sebagai ajang transformasi diri untuk menjadi lebih baik lagi dalam hal akhirat dengan memperbanyak amal ibadah. Jangan fokus pada menahan lapar dan haus saja, tapi lihatlah juga makna puasa ramadhan sebenarnya

Sumber rujukan :

Hikmah, T.D. (2023). 15 Amalan di Bulan Ramadan Sesuai Sunnah Nabi. Diakses dari: https://www.detik.com/. Diakses pada selasa, 19 maret 2024 pukul 22.00 WIB.

Kirana, F.A. (2021). 4 Cara Menjadi Pribadi Lebih Baik selama Bulan Ramadan. Diakses dari: https://www.fimela.com/. Diakses pada jumat, 22 maret 2024 pukul 21.00 WIB.

Melani, S., & Ali, Z.M. (2023). Hakikat dan Tujuan Puasa dalam Perspektif Tafsir Sufi (Analisis Tafsir surah Al-Baqarah ayat 183-187). Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. 3(2). 216-228.

Rahman, A., Ramadani, D.P., & Hakim, R.W. (2023). Hakikat Ibadah di Bulan Ramadhan. Jurnal Pelaksanaan Pengabdian Bergerak bersama Masyarakat. 1(4). 18-25.

Rizki, A. (2022). 5 Amalan di Bulan Ramadhan yang Sesuai Sunah Rasulullah SAW. Diakses dari: https://www.detik.com/. Diakses pada selasa, 19 maret 2024 pukul 10.50 WIB.

Salim, G. (2019). Ternyata, Puasa Tidak Hanya Sekedar Menahan Diri dari Lapar dan Haus. Diakses dari: https://kalbar.kemenag.go.id/. Diakses pada Senin, 18 maret 2024 pukul 23.30 WIB. 


Editor: Department Research and Dedication



Share This :

0 Comments