Oleh: Dian Inka Sari
Beberapa tahun terakhir ini, masyarakat Indonesia digemparkan dengan ancaman virus Mpox. Pasalnya virus ini memiliki potensi penyebaran di tanah air sehingga menimbulkan kewaspadaan masyarakat terutama setelah terjadinya wabah Covid-19. Virus Mpox (Monkeypox) merupakan virus Dna yang menyebabkan penyakit mirip dengan cacar. Munculnya virus ini menjadi topik yang meresahkan karena gejala dan dampaknya yang belum sepenuhnya dipahami oleh publik.
Mpox pertama kali ditemukan pada monyet tahun 1958, terutama pada hewan pengerat dan spesies mamalia kecil lainnya. Kasus pertama terjadi pada anak-anak dari kongo, kasus ini tidak dilaporkan hingga tahun 1970. Kasus-kasus pertama yang dilaporkan tercatat di negara-negara Afrika. Tahun 2003 AS melaporkan terjadinya penularan Mpox pada manusia akibat paparan virus melalui penularan zoonosis dari hewan yang terinfeksi. Pada tahun 2022, virus ini menjadi problem internasional dan dinyatakan sebagai keadaan darurat kesehatan global. WHO melaporkan terdapat total 84.716 kasus pada januari 2023. Terdapat 80 kasus kematian yang dilaporkan diantaranya AS, Brazil, Peru, Nigeria, Meksiko, Ghana, Dpanyol, dan Kamerun. Indonesia pertama kali melaporkan kasus ini pada 20 agustus 2022, sampai minggu ke 51 sudah terjadi 71 kasus dengan kesembuhan sebanyak 56 kasus. Kasus tersebut tersebar di DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Kepulauan Riau dan DIY. Cacar monyet sulit menyebar diantara manusia dibanding influenza dan Covid-19. Cacar monyet menyebar ketika seseorang menyentuh lesi seseoranng yang sedang terinfeksi, namun rute lain penularan Mpox ini dapat juga melalui pernapasan, dan kontak tatap muka yang berkepanjangan.
Meskipun Mpox (Monkeypox) dan cacar memiliki nama yang mirip namun kedua virus ini memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal ciri dan gelajanya. Munculnya Mpox ditandai dengan gejala seperti demam, nyeri kepala, punggung serta otot, lemas, pembengkakan pada kelenjar getah bening di area leher, ketiak, atau selangkangan, muncul ruam. Ciri khas penyakit ini adalah munculnya ruam atau lesi pada kulit. Pada tahap prodromal, gejala berlangsung selama satu hingga tiga hari. Kemudian datang tahap ruam, dimana lesi kulit dan ruam dimulai di wajah dan menyebar secara bertahap. Mulai dari bercak-bercak merah kecil, ruam berkembang menjadi lepuh seperti cairan jernih hingga lepuh yang berisi nanah dan mengeras hingga pecah. Perbedaan utama antara berbagai jenis cacar air adalah gejalanya. Oleh karena itu, jenis cacar monyet ini dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening yang pembengkakan tersebut tidak terjadi pada cacar biasa. Cacar air umumnya memiliki gejala yang berbeda-beda tergantung imunitas tubuh, namun gejala umum yang biasa dirasakan yaitu lelah dan terjadi ketidaknyamanan tubuh selama kurang lebih 1-2 hari, kemudian akan timbul bitnik-bintik merah dan gatal yang ada pada wajah, dada, perut, kulit kepala, di bawah ketiak, dan kadang juga di dalam mulut dan seluruh tubuh, ruam yang terbentuk akan mengering pada hari ke 5-10.
Dilansir dari Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, Bapak Mentri Kesehatan menyatakan akan mengupayakan pengaktifan electronic surveilans card. Kartu ini akan ada barcode untuk mendeteksi keadaan pemilik, jika memilik kartu memiliki suhu yang tinggi dan terjadi ruam-ruam maka aka nada tindakan PCR. Mesin PCR akan ditempatkan di Jakarta dan Bali untuk mendeteksi kedatangan orang-orang dari luar negeri. Tahun 2022 pemerintah juga telah mendatangkan 1.000 dosis vaksin, dan akan mendatangkan 1600 vaksin baru dari Denmark. Selain pemeriksaan dan vaksinasi pemerintah juga menyiapkan fasilitas pengobatan untuk penderita Mpox di semua rumah sakit dibali-jakarta.
Sumber Rujukan
Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. (2024). Pemerintah Siapkan Strategi Penanganan MPOX. https://setkab.go.id/pemerintah-siapkan-strategi-penanganan-mpox/ . Diakses pada 7 September 2024
Karagoz, A., Et Al. (2023). Monkeypox (mpox) virus: Classification, origin, transmission, genome organization, antiviral drugs, and molecular diagnosis. Journal of Infection and Public Health. 16, 531-541.
Marisah., Hilmi, I. L., Salman. (2022). Studi Dan Tatalaksana Terkait Penyakit Cacar Monyet (Monkeypox) yang Menginfeksi Manusia. Jurnal Farmasetis. 11(3), 210-208.
Widayant, M. R. & Prastyawati, I. Y. (2021). Upaya Peningkatan Pengetahuan Orang Tua Siswa melalui Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan dan Penatalaksanaan Cacar Air pada Anak Taman Kanak Kanak. Jurnal Pengabdian Masyarakat. 2(2), 60-68.
Editor: Departement Research and Dedication
0 Comments