Bangkalan, Madura- Curah hujan yang tidak menentu menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hasil panen tanaman pertanian dan perkebunan, ditambah karakteristik Madura yang banyak memiliki tanah kering sehingga berdampak langsung ke masyarakat khususnya petani di Madura. Sebagai upaya adaptasi terhadap perubahan iklim dan pengelolaan lahan kering yang optimal, Tim peneliti dari UTM (Universitas Trunojoyo Madura) bersama Mitra Agro Taman Mulia mengadakan kunjungan sekaligus menerapkan inovasi yang telah dibuat yaitu “Pupuk SARING (Silika Anti Kering)” dengan nama program kegiatan “ Lahan Demonstrasi Matching Fund 2024” di Demplot Mitra Desa Telang Kabupaten Bangkalan Madura pada hari Minggu (10/7/2024).
Penerapan Pupuk SARING (Silika Anti Kering) pada tanaman labu madu menjadi salah satu kegiatan perdana. Kegiatan tersebut diikuti oleh Tim peneliti dari UTM, Kepala Desa, babinsa, dan masyarakat setempat. Diketahui tanaman labu memiliki daya adaptasi yang tinggi, maka berpotensi tumbuh di mana saja baik di dataran rendah maupun tinggi.
Ahmad Fakhruddin selaku ketua mitra menyampaikan bahwa pupuk tersebut memiliki karakteristik daya simpan air yang tinggi dan memiliki potensi yang bagus pada media tanam sehingga mempermudah masyarakat dalam memberikan perawatan pada tanamannya dan meningkatkan keefektifan mineral yang tersimpan dalam tanah.
Selain itu, Dwi Bagus Rendy salah satu peneliti dan pelaksana program lahan demonstrasi menambahkan “Pupuk SARING telah di uji cobakan secara skala mikro yang diterapkan kedalam tanah jenis grumusol yang ada di Madura. Karakteristik adsorben mineral pada pupuk SARING memperkuat penyimpanan mineral dan menjaga kelembaban tanah lebih lama”.
Dalam pelaksanaanya, prosedur pertama menyiapkan lahan dengan menyisihkan bongkahan bahan organik dan batu, kemudian meratakan permukaan tanah dengan garu, membuat garitan dengan jarak 10 cm untuk lubang tanam, lalu menyiram sampai basah menggunakan selang, permukaan ditutup terpal, memberi pupuk saring, dan proses penanaman labu.
Program ini dinilai telah berhasil dalam mengembangkan sintesis natrium silika dari limbah ampas tebu yang dapat meningkatan produktivitas pertanian pada lahan kering. Eko Setiawan sebagai ketua peneliti juga menyampaikan “Ampas tebu sangat berpotensi dalam sumber daya silika yang memiliki sifat adsorben yang berkualitas, jadi dari kualitas silika ini bisa diterapkan dalam suatu bidang pertanian yang salah satunya dijadikan pupuk, sehingga ini bisa dijadikan temuan baru untuk memanfaatkan limbah yang disintesis ke sebuah bahan organik yang akan di kelola menjadi pupuk dan bahan organik”.
Sejalan dengan harapan Kepala Desa dari Desa Talang bahwa jika produk pupuk SARING ini memiliki peluang sebagai alternatif mengatasi masalah dari karakter tanah yang ada di Madura. Selain jadi inovasi ramah lingkungan juga terjangkau.
Oleh karena itu, Ini menjadi salah satu bentuk kontribusi nyata program pupuk SARING dalam mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat khususnya dalam bidang lingkungan (limbah ampas tebu) dan pertanian/ perkebunan (lahan kering).
Kerennn😍😍🔥
BalasHapus